Kisah yang Menggetarkan Hati
Suatu pagi, seorang lelaki duduk termenung di serambi rumahnya. Wajahnya lesu, matanya sembab karena kurang tidur. Ia baru saja kehilangan pekerjaan, anaknya jatuh sakit, dan hutang menumpuk.
“Kenapa semua ini terjadi bersamaan?” gumamnya lirih.
Namun yang lebih menyakitkan — di tengah badai itu — ia sadar, sholatnya mulai bolong-bolong, zikirnya jarang, dan hatinya makin jauh dari Allah. Ia menangis. “Apakah ini ujian, ataukah azab karena kelalaianku sendiri?”
Pertanyaan itu menembus hati siapa pun yang pernah merasa hidupnya berat, doanya belum dijawab, dan hatinya mulai letih. Dalam momen seperti itulah, manusia sebenarnya sedang dihidupkan kembali oleh Allah — lewat rasa sakit, kehilangan, dan kegelisahan.
Antara Ujian dan Azab: Dua Sisi dari Takdir yang Sama
Sering kali, saat kita tertimpa musibah, kita langsung bertanya : “Apakah ini ujian, atau azab?”
Padahal, sebagaimana dijelaskan Ustad Aris Alwi, yang membedakan ujian dan azab bukan bentuk peristiwanya, tetapi sikap hati kita saat menghadapinya.
🔹 Ujian adalah bentuk kasih sayang Allah untuk menaikkan derajat hamba-Nya.
🔹 Azab adalah bentuk peringatan keras karena hamba itu menjauh dari-Nya.
Allah berfirman : “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”. (QS. Al-Baqarah: 155)
Sedangkan bagi orang yang lalai dari peringatan Allah, Dia berfirman : “Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, baginya kehidupan yang sempit.”. (QS. Thaha: 124)
Ujian mendekatkan hati kepada Allah.
Azab menjauhkan hati dari-Nya.
Namun keduanya bisa berubah arah, tergantung apakah kita kembali beribadah atau terus tenggelam dalam kelalaian. Ketika Ibadah Mulai Lalai, Hati Kehilangan Cahaya. Ustad Aris Alwi sering mengingatkan jamaah Pondok Sehat Malomo YHI Tours : “Masalah hidup bukan datang karena kita lemah, tapi karena Allah ingin mengingatkan bahwa hati kita sedang gelap.”
Ketika sholat mulai bolong, ketika Al-Qur’an jarang dibuka, ketika masjid terasa jauh — maka Allah mendidik kita dengan cara yang paling halus : lewat ujian. Rasulullah ﷺ bersabda : “Jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menguji mereka.”. (HR. Tirmidzi, hasan sahih)
Ujian itu bukan untuk menghancurkan, tapi untuk membangunkan hati yang tertidur oleh dunia. Kadang Allah mengambil nikmat agar kita sadar bahwa nikmat sejati adalah dekat dengan-Nya.
Nabi Ayyub dan Makna Sabar yang Hakiki
Tidak ada ujian sebesar yang menimpa Nabi Ayyub ‘alaihissalam. Beliau kehilangan harta, anak, dan bahkan kesehatannya. Namun dalam kesakitan, beliau tetap berdoa dengan lembut : “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.”. (QS. Al-Anbiya: 83)
Ustad Aris Alwi sering menuturkan kisah ini di setiap majelis Pondok Sehat Malomo YHI Tours, mengingatkan bahwa sabar bukan diam tanpa usaha, melainkan tetap berdoa dan bertawakal meski hasil belum tampak.
Nabi Ayyub tidak bertanya, “Mengapa aku diuji?”
Ia hanya berkata, “Aku tahu Engkau sedang mendidikku, Ya Rabb.”
Inilah perbedaan antara orang yang diuji dengan yang diazab: yang satu berzikir, yang lain mengeluh.
Tanda-Tanda Ujian Berubah Jadi Azab
Tidak semua masalah adalah azab. Tapi jika kita tidak memperbaiki diri, ujian itu bisa berubah jadi azab yang berat. Ustad Aris Alwi menyebut tiga tanda yang harus diwaspadai :
- Hati semakin jauh dari ibadah. Ujian seharusnya mendekatkan kita kepada Allah. Jika malah membuat kita malas sholat, berarti itu bukan lagi ujian.
- Lisan mudah mengeluh dan menyalahkan. Orang sabar mencari hikmah, bukan kambing hitam.
- Tidak ada perbaikan setelah peringatan datang. Jika berkali-kali diuji tapi tidak berubah, bisa jadi Allah sudah menegur dengan keras.
Rasulullah ﷺ bersabda : “Tidaklah seorang mukmin tertimpa musibah, kesedihan, atau kegelisahan, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dosanya karenanya.”. (HR. Bukhari & Muslim)
Refleksi: Mungkin Allah Merindukan Kita
Coba kita renungi :
Dulu, saat hidup terasa berat, kita rajin tahajud, sering menangis dalam doa.
Tapi ketika hidup mulai lapang, kita jarang ke masjid.
Maka Allah, dengan kasih sayang-Nya, mungkin berkata lewat takdir : "Wahai hamba-Ku, Aku rindu mendengarmu berdoa di sepertiga malam."
Ujian adalah panggilan cinta agar kita kembali pada-Nya.
Dan setiap air mata dalam sujud adalah tanda bahwa Allah belum berpaling dari kita.
Pelajaran dari Kehidupan Sehari-hari
Di Pondok Sehat Malomo YHI Tours, Ustad Aris Alwi sering bertemu jamaah yang berkata : “Ustadz, dulu saya jarang sholat, tapi setelah diuji bangkrut, saya jadi dekat dengan Allah. Sekarang hati saya lebih tenang.”. Itulah bukti bahwa ujian bisa menjadi awal dari keberkahan baru.
Kadang Allah menutup satu pintu agar kita menyadari bahwa selama ini kita berjalan menjauh dari arah yang benar.
Ustad Aris Alwi menegaskan : “Allah tidak menghukum, Dia hanya mendidik. Yang penting, kita jangan menunggu ujian datang baru ingin dekat kepada-Nya.”
Cara Mengubah Ujian Menjadi Keberkahan
- Segera perbaiki sholat. Jangan tunda taubat. Ujian paling cepat berubah menjadi rahmat ketika kita kembali pada sajadah.
- Perbanyak istighfar dan sedekah. Allah berfirman : “Maka aku berkata (kepada mereka): Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan lebat atasmu, dan menambah harta dan anak-anakmu.”. (QS. Nuh: 10–12)
- Bergaul dengan orang saleh. Duduk dalam majelis ilmu seperti yang diadakan Pondok Sehat Malomo YHI Tours bisa menjadi sebab turunnya hidayah dan ketenangan batin.
Lihat ujian sebagai tanda cinta, bukan kebencian.
Karena Allah hanya menguji mereka yang ingin Dia angkat derajatnya. Peran Pondok Sehat Malomo YHI Tours dalam Menebar Ketenangan Hati Pondok Sehat Malomo YHI Tours bukan hanya lembaga perjalanan umrah dan haji, tapi juga tempat pembinaan rohani di bawah bimbingan Ustad Aris Alwi.
Di sana, para jamaah diajak memahami bahwa perjalanan ke Baitullah bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan jiwa — menuju ketundukan, kesabaran, dan syukur.
Dari banyak kisah jamaah yang dibimbing, Ustad Aris Alwi melihat satu pola : Mereka yang sabar dalam ujian, istiqamah dalam ibadah, dan tulus dalam doa — selalu menemukan ketenangan yang tak bisa dijelaskan oleh logika dunia.
Antara Teguran dan Cinta Allah
Hidup memang penuh masalah, tapi setiap masalah adalah pesan cinta dari langit.
Ketika hidup terasa sempit, mungkin Allah ingin hati kita kembali luas dalam sujud.
Ketika rezeki tertahan, mungkin Allah ingin kita lebih banyak beristighfar.
Ketika doa belum dijawab, mungkin Allah sedang menunggu waktu terbaik untuk mengabulkannya.
Ustad Aris Alwi selalu menutup tausiyahnya dengan kalimat yang menyejukkan : “Jangan takut dengan ujian, takutlah jika hati kita tak lagi merasa bersalah saat lalai beribadah.”
Maka, mari kita jaga ibadah kita.
Karena di balik setiap ujian, ada harapan, ada ampunan, dan ada cinta Allah yang tidak pernah pergi.
#UjianAtauAzab #RenunganIslami #UstadArisAlwi #PondokSehatMalomo #YHITours #IbadahLalai #KehidupanBeriman #MotivasiIslam #DakwahHati #TeguranAllah #Taubat #Sholat #Doa #Sabar #HikmahMusibah


0 Comments